Home / Berita / Vibian Delphi, Mahasiswi D3 Manajemen Pemasaran UNILA yang Buktikan Kreativitas Tak Butuh Peralatan Mewah

Vibian Delphi, Mahasiswi D3 Manajemen Pemasaran UNILA yang Buktikan Kreativitas Tak Butuh Peralatan Mewah

FEB Unila – Kreativitas tak selalu butuh alat canggih atau fasilitas mahal. Hal itu dibuktikan oleh Vibian Delphi Audrey Aqila Ahmad, mahasiswi D3 Manajemen Pemasaran Universitas Lampung angkatan 2024, yang sukses menyabet Juara 1 Lomba Video Kreatif Literasi bertema “Perpustakaan Sebagai Gerbang Ilmu dan Inovasi”.

Perlombaan ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Lampung sebagai bagian dari kegiatan Expo Perpustakaan UNILA. Kegiatan tersebut berlangsung mulai tanggal 22 September hingga 4 Oktober 2025. Proses pelaksanaan dan pengumuman pemenang dilakukan secara online, sedangkan pemberian hadiah dilaksanakan secara offline di Perpustakaan Universitas Lampung.

Peserta diminta untuk membuat video kreatif yang menggambarkan pentingnya peran perpustakaan dalam mendorong literasi dan inovasi di era digital. Proses pendaftaran dan pengumpulan karya dilakukan secara daring sesuai ketentuan yang telah ditetapkan panitia.

Vibian tampil dengan karya berjudul “Perpustakaan Sebagai Jembatan Waktu, Pembuka Gerbang Cakrawala dan Jendela Inovasi”. Judul tersebut tidak hanya puitis, tetapi juga sarat makna. Dalam video tersebut, ia menggambarkan perpustakaan sebagai ruang yang menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan tempat di mana ilmu pengetahuan dan mimpi bertemu untuk melahirkan inovasi.

“Saya teringat banyak tokoh besar yang perjalanannya dimulai dari pintu perpustakaan, salah satunya B.J. Habibie. Dari situlah saya terinspirasi untuk menyampaikan pesan bahwa kesempatan menggapai mimpi itu selalu ada. Gerbangnya ada di perpustakaan, dan kuncinya ada di tangan kita,” ujar Vibian.

Namun di balik hasil yang memukau, perjuangan Vibian tidaklah mudah. Ia mengaku harus beradaptasi dengan berbagai keterbatasan, mulai dari peralatan yang sederhana hingga proses editing yang dilakukan lewat aplikasi non-premium.

“Peralatannya seadanya, kamera masih pakai handphone, tripod murah, aplikasi juga yang gratisan. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti berkarya. Justru di situ tantangannya,” tuturnya.

Di balik kesuksesan itu, dukungan dari keluarga, teman, dan para senior menjadi sumber semangat bagi Vibian. Ia merasa pencapaian ini bukan hanya hasil kerja keras pribadi, tapi juga buah dari dukungan banyak pihak yang percaya padanya.

“Orangtua, teman, dan kakak-kakak senior banyak membantu memberi saran dan kritik. Mereka semua punya andil besar dalam proses ini,” katanya.

Bagi Vibian, pengalaman ini mengajarkan tentang hubungan erat antara kemampuan, kesempatan, dan kemauan. Ia menyadari bahwa keberuntungan tidak datang begitu saja, melainkan diciptakan melalui usaha dan kesiapan diri.

“Saya belajar bahwa keberuntungan itu bisa diciptakan. Saat kemampuan bertemu dengan kesempatan pada waktu yang tepat, maka keberuntungan akan muncul. Tapi yang paling penting adalah kemauan untuk mencoba,” ujarnya.

Menutup wawancara, Vibian menyampaikan pesan inspiratif untuk mahasiswa lain agar berani mengambil langkah dan menyalakan api kreativitas sejak dini.

“Percayalah, ketika kalian punya gagasan dan ide untuk sukses, lakukanlah sekarang, saat masih muda dan penuh energi. Jangan takut gagal, karena tak ada kesuksesan tanpa kegagalan. Menarilah dengan kegagalanmu, dan menarilah pula dengan kesuksesanmu,” pesannya.

Dengan semangat dan pemikiran positifnya, Vibian membuktikan bahwa karya hebat lahir bukan dari kesempurnaan alat, melainkan dari keberanian untuk mencoba. Kemenangannya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkreasi, berinovasi, dan menjadikan perpustakaan sebagai ruang lahirnya ide-ide besar masa depan. (Magang_Icka nuraini Azhumi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *