


FEB Unila — Mengangkat isu lingkungan dan potensi lokal Lampung, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam Jambore Koperasi Mahasiswa Nasional (Jamkopnas) 2025.
Tim yang terdiri dari Shilla Fatonah (S1 Akuntansi 2023), M. Ade Kurniawan (S1 Manajemen 2023), dan Keke Berliandi Azahra (S1 Ilmu Tanah 2023) sukses meraih Juara 3 dalam ajang Business Plan Competition (BPC) Adikara tingkat nasional.
Kompetisi ini merupakan bagian dari Jambore Koperasi Mahasiswa Nasional (Jamkopnas) 2025, sebuah ajang tahunan paling bergengsi bagi Koperasi Mahasiswa (Kopma) se-Indonesia. Diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia (FKKMI), Jamkopnas tahun ini berlangsung di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, pada 28-30 Juli 2025.
Perjalanan tim dimulai dari keikutsertaan dalam rekrutmen delegasi oleh Kopma Unila. Mengetahui reputasi Jamkopnas sebagai ajang terbesar perkoperasian mahasiswa, mereka mendaftar, mengikuti seleksi, dan berhasil lolos menjadi perwakilan Unila.
“Awalnya kami melihat ada open recruitment delegasi Jamkopnas oleh Kopma Unila. Karena kami tahu ini acara paling bergengsi, kami langsung mendaftar,” ungkap Shilla.
Dalam kompetisi ini, tim mengusung inovasi yang berangkat dari masalah limbah pertanian di Lampung. Mereka memberikan solusi atas belum optimalnya pengelolaan limbah komoditas unggulan, yaitu kulit nanas dan ampas kopi.
“Kami membuat sebuah produk patch antibakteri pada sepatu yang memanfaatkan limbah kulit nanas dan juga ampas kopi,” jelas Shilla mengenai gagasan mereka.
Proses menuju juara diakui tidak mudah. Tantangan seperti sulitnya mencari jurnal relevan, menentukan fokus tema, hingga membagi waktu antara kuliah dan persiapan lomba mereka hadapi. Namun, kerja keras tim mampu mengatasi semuanya.
“Cara kami mengatasinya biasanya jam tidur lebih dikurangi, lebih banyak waktu ngobrol bertiga sampai menginap di sekretariat, dan buka sesi ngobrol tentang diri masing-masing biar lebih kenal lagi,” kenang Shilla.
Perasaan bangga dan lega menyelimuti tim saat nama mereka diumumkan sebagai pemenang. Terlebih, persiapan mereka cukup mendesak hingga tahap akhir.
“Rasanya tidak menyangka bisa meraih juara 3. Bisa dibilang persiapan prototipe kami minim, bahkan di hari H keberangkatan ke Solo, kami masih finalisasi. Perjuangan selama 2 bulan mentoring berakhir bahagia,” ujarnya haru.
Melalui pencapaian ini, tim berharap dapat memantik semangat mahasiswa lainnya. Menurut mereka, kunci utama untuk berprestasi adalah komitmen, konsistensi, serta kepercayaan pada diri sendiri dan tim.
“Jangan takut untuk ikut lomba, karena di sana bukan hanya sekadar adu gengsi, tapi kita dapat pengalaman, relasi, dan mental yang semakin terasah. Jangan takut kalah, karena kekalahan itulah yang menjadi pemantik motivasi kita,” pungkasnya. (Magang_M Ghatan Dinata)