FEB Unila – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) kembali melahirkan lulusan berprestasi yang mampu menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya. Pada Yudisium Periode II Tahun Akademik 2025/2026, Nanak Andrean Prayoga, mahasiswa Magister Ilmu Akuntansi (MIA), ditetapkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Program Magister berkat rekam jejak akademik dan capaian prestasinya di tingkat nasional.
Nanak, mahasiswa angkatan 2023 yang berasal dari Desa Tanjung Inten, Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, telah menunjukkan komitmennya sejak awal perjalanan akademik. Berbekal gelar S1 Akuntansi dari FEB Unila, ia melanjutkan ke jenjang magister melalui beasiswa fresh graduate yang menjadi titik awal perjalanannya sebagai akademisi muda.
Keputusan memilih Program Magister Akuntansi FEB Unila bukan tanpa alasan. Selain merasa memiliki keahlian dalam bidang akuntansi, kesempatan memperoleh beasiswa menjadi peluang besar yang tidak ingin ia lewatkan. Pada masa S1, Nanak juga pernah menjadi asisten dosen, terutama dalam kegiatan penelitian pengalaman yang menegaskan bahwa jalur akademik adalah pilihan terbaik sembari membuka peluang karier.
“Saya merasa melanjutkan pendidikan adalah keputusan terbaik, apalagi perkuliahan magister berlangsung Jumat malam dan Sabtu sehingga saya tetap bisa mencari pengalaman kerja,” ujarnya.
Selama studi, Nanak merasakan atmosfer akademik yang luar biasa. Program Magister Akuntansi FEB Unila rutin menghadirkan profesor, doktor, serta praktisi industri yang memperkaya dinamika pembelajaran. Setiap minggu, mahasiswa juga dibimbing untuk membedah jurnal internasional yang kredibel, sehingga mereka mampu mengadaptasi riset global ke konteks lokal Indonesia.
Tidak semua perjalanan akademik berjalan mulus. Nanak menyimpan cerita personal ketika menjalani kuliah S1 di masa pandemi COVID-19. Pembelajaran daring membuat pemahaman metodologi penelitian terasa jauh lebih sulit.
Selama enam bulan, tidak satu pun judul penelitiannya disetujui. Namun titik balik terjadi ketika ia mencoba menggali fenomena di lingkungannya sendiri dan menemukan topik riset yang justru mengantarkannya menjadi asisten dosen.
“Dari situ saya belajar banyak, hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi dalam tiga bulan saja,” kenangnya.
Salah satu momen paling berkesan baginya adalah sidang tesis. Berbekal kemenangan Juara 2 di kompetisi nasional, ia sempat merasa sangat percaya diri. Namun ujian yang diperkirakan singkat justru berlangsung hingga empat jam.
“Dari situ saya belajar bahwa kita tidak boleh cepat puas. Ada banyak hal yang masih harus dipahami, terutama dalam metodologi penelitian.” Pengalaman tersebut menjadi pelajaran penting tentang kerendahan hati dan konsistensi belajar.
Meski memiliki aktivitas padat, Nanak mengaku tidak kesulitan membagi waktu, karena kuliah magister FEB Unila dijadwalkan pada Jumat malam dan Sabtu sehingga tetap memungkinkan bagi mahasiswa yang bekerja. Strategi belajarnya sederhana namun efektif menulis ulang materi dengan tangan dan fokus pada pemahaman.
“Saya selalu mencoba memahami, bukan menghafal. Kalau kita paham, kita bisa menjelaskannya lagi dengan cara kita,” pungkasnya.
Menyoroti pentingnya motivasi, Nanak menegaskan bahwa semangat adalah kunci untuk melawan rasa malas dan menjaga konsistensi. Ia juga menilai pengalaman non-akademik sangat penting bagi mahasiswa karena dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis.
“Kemampuan komunikasi, cara menempatkan diri, dan mengelola tekanan itu penting,” ujarnya.
Keluarga dan para dosen menjadi sosok yang paling berpengaruh dalam perjalanan akademiknya. Mereka tidak hanya memberi ilmu, tetapi juga teladan dan dorongan yang membentuk pola pikirnya hingga kini.
“Pencapaian hari ini adalah hasil dari dukungan banyak pihak,” tuturnya.
Melalui perjalanannya, Nanak memberi pesan kepada mahasiswa FEB Unila untuk tidak meremehkan proses kecil. “Prestasi lahir dari langkah sederhana yang dilakukan secara konsisten. Jangan bandingkan diri dengan orang lain, cukup jadikan diri hari ini lebih baik dari kemarin,” pesanya.
Jika bisa kembali ke masa awal kuliah, ia ingin menenangkan dirinya sendiri untuk tidak terburu-buru mengetahui semua jawaban. “Nikmati prosesnya dan jangan takut gagal. Setiap langkah kecil akan membawamu ke titik yang belum kamu bayangkan.”
Ke depan, Nanak berencana membangun karier di bidang keuangan dan akuntansi, serta membuka peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Ia juga memiliki minat mengembangkan bisnis atau proyek sosial.
Nanak menegaskan bahwa ilmu akuntansi yang ia pelajari menjadi fondasi penting dalam masa depannya. Baginya, akuntansi bukan hanya ilmu angka, tetapi cara berpikir sistematis, teliti, dan bertanggung jawab keterampilan yang sangat relevan dalam berbagai bidang. (Magang_Anggita Prasastya Widyasari)


Leave a Reply